Tuesday, March 10, 2009

Mari membuat Kompos

Salah satu terget Pemerintah Kota Tarakan adalah menciptakan Tarakan bebas dari sampah, beberapa kegiatan yang sekarang ini gencar di lakukan berupa kegiatan lomba kebersihan tingkat RT yang di adakan di setiap kelurahan yang ada di Tarakan selain itu adalah sosialisasi pembuatan kompos skala rumah tangga yang di adakan di setiap RT maupun di barbagai lapisan masyarakat.

Kegiatan sosialisasi yang merambah langsung pada berbagai lapisan masyarakat merupakan kegiatan yang efektif guna menekan jumlah sampah yang di hasilkan dari setiap rumah tangga. Rumah Tangga merupakan suatu organisasi yang paling dasar dimana bagian vital elemen organisasi pemerintahan, apabila elemen tersebut dapat menciptakan upaya menekan jumlah sampah yang di hasilkan maka pada tingkat elemen organisasi selanjutnya dapat akan mengukuti juga.

beberapa waktu yang lalu Pemerintah Jepang melakukan kunjungan ke Tarakan untuk melakukan survey mengenai sampah dan membantu menciptakan teknologi pengolahan sampah yang efektif, hasilnya adalah bentuan ilmu bagaimana cara membuat kompos yang dapat dilakukan oleh skala rumah tangga. Berikut ini adalah Panduan teknis pembuatan kompos skala rumah tangga dengan menggunakan keranjang takakura hasil dari sosialisasi yang diberikan oleh DKPP Kota Tarakan.

A. Peralatan & Bahan yg diperlukan dalam perakitan keranjang takakura :

1. Keranjang apapun yang mempunyai tutup dan sirkulasi udara yang baik 1 buah.
2. Karung beras bekas, yang digunakan untuk melapisi sisi dalam bagian keranjang 1 buah.
3. Bantalan yang terbuat dari kasa nyamuk dan berisi sekam/sabut kelapa kering 2 buah.
4. kain untuk pelapis bagian tutup keranjang.
5. Cetok pengaduk.
6. Bakteri Starter (NM)

B. Cara penyiapan & penggunaan keranjang takakura :

1. Persiapan :

- lapisi seluruh bagian dalam dinding keranjang dengan karung beras bekas dan jahit sisi bagian atas agar karung tidak bergeser.
- Letakan 1 buah bantalan sekam di bagian dasar keranjang yang sudah dilapisi dengan karung tersebut.
- Lalu masukan bakteri starter yang sudah dibuat, hingga minimal 1/2 dari volume keranjang yang akan digunakan.

2. Penggunaan :

- Masukan sampah organik yang sudah dicacah dan aduk agar tercamput merata dengan bakteri starter yang ada dalam keranjang.
- Letakan 1 buah bantalan sekam/sabut kelapa yang sudah di siapkan di bagian atas.
- Dan tutup dengan penutup keranjang yang sudah dilapisi dengan kain.
- Ulangi kegiatan tersebut di atas setiap memasukan sampah organik untuk di kompos.

3. Penggunaan kompos yang telah jadi :

- Setelah keranjang penuh, tutup dan diamkan selama 2 minggu.
- Kemudian di ayak untuk memisahkan antara kompos yang halus dengan yang kasar.
- kompos yang sudah halus jangan langsung digunakan, angin-anginkan terlebuh dulu selama 4 hari, setelah itu baru bisa digunakan.
- Untuk kompos yang masih kasar dilakukan kegiatan pengolahan dari awal hingga benar benar menjadi kompos yang halus.

Demikian cara membuat kompos skala rumah tangga semoga bermanfaat bagi kita semua.

Wednesday, March 04, 2009

Bbbbeeeeuuuuhhhh........dapat Award....???

Selamat pagi sobat semua.... satu minggu yang melelahkan untuk saya dan mungkin akan berlanjut kedepan setelah dimulai posting panen saya beberapa hari yang lalu, berkat doa dan dukungan kawan semua Alhamdulillah tiap hari meningkat terus hasil panen kepitingnya.

Selain berkah panen, lebih gak nyangka lagi pagi ini kok bisa.....? ya dapet award dari sobat LI sama sobat Nindita, entah penilaian mereka di lihat dari mana saya akui saya mulai ngeblog masih baru banget dan blog saya belum ada apa - apanya dibandingkan dengan blog sobat semua, yang pasti saya ucapkan banyak terima kasih pada sobat semua atas kepercayaannya memberikan award kepada saya biar saya lebih SEMANGAT lagi ngeblog nya...........

Ini awardnya dari sobat Li










Ini award dari sobat Nindita

your blog is fabulous


Trims sob......

Sunday, March 01, 2009

Pendedaran Gurame

Buat sobat blogger yang punya hobby perikanan ada info baru lagi neh, salah satu usaha perikanan yang menggunakan modal lebih irit namun prospeknya sangat lumayan dan ini berguna buat pecinta budidaya perikanan air tawar. Yang sudah saya telusuri informasinya dari daerah Sukabumi ini adalah usaha pendedaran Ikan gurame.

Yang pertama sobat perlukan cuma sebuah akuarium dengan ukuran 100 cm x 50 cm dimana akuarium tersebut mampu menampung sekitar 5000 butir telur gurame, kemudian aerator pembuat gelembung udara, lalu water haeter sebagai penghangat air dalam akuarium dan sebuah bak pendedaran dengan ukuran relatif sesuai kebutuhan.

untuk memperoleh bibit sebanyak 5000 butir telur gurame sobat semua hanya memerlukan dana sebesar Rp 250.000, jadi satu butir telur di beri harga Rp 50 . Apabila berhasil menetas, selama 5 hari benih gurame tersebut masih mengkonsumsi kuning telur yang masih menempel di tubuhnya selanjutnya setelah umur mencapai 6 hari keatas diperlukan makanan tambahan berupa kuning telur rebus yang telah di hancurkan atau dengan memberikan cacing sutra.

Setelah menetes dan larva mencapai umur 2 minggu selanjutnya benih di pindahkan kedalam bak pendedaran, usahakan suhu dalam kolam pendedaran sama dengan suhu air dalam akuarium agar benih yang di pindahkan tidak stres dan mengakibatkan kematian pada benih.

Dalam kurun waktu usia benih mencapai 3 minggu biasanya benih dapat mencapai ukuran 2 - 3 cm itu artinya ikan sudah siap di jual kepada patani budidaya, dengan kisaran harga Rp 300/ekor untuk wilayah Jawa Barat. Hampir kebutuhan akan bibit gurame untuk wilayah Jawa barat belum semuanya terpenuhi.

Oke sobat semua selamat mencoba dan sukses.....

Wednesday, February 25, 2009

Tahap ke Enam (panen)

Mohon maaf sebelumnya saya sampaikan kepada rekan - rekan bloggger semalam saya tidak dapat membalas kunjungan rekan semua, karena saya memang sedang ronda betulan tapi bukan ronda keliling kampung melainkan ronda keliling tambak.

tadi malam memang sudah masuk dalam waktu proses pemanenan setelah sekitar 20 hari dari waktu penanaman bibit, setelah persiapan kemudian saya berangkat dari rumah sekitar jam 23.00 Wita, sekitar 15 menit pakai motor akhirnya sampailah di areal tambak, kebetulan 3 orang karyawan saya sudah menunggu dan menyiapkan lampu petromak.

Kenapa kita ambil waktu malam hari, karena sebagian besar kami menanam bibit di sore hari jadi proses pergantian kulit pada dilakukan dimalam hari dan apabila kita menanam bibit dipagi hari tentunya proses ganti kulit banyak dilakukan di sore hari. Proses panen pun berlaku seperti proses pengecekan bibit yang dilakukan setiap 6 jam yaitu jam 6 pagi, jam 12, jam 18.00 dan jam 24.00

Apabila sudah masuk masa panen jadwal pengecekan lebih ditingkatkan menjadi 3 jam sekali hal ini dilakukan untuk menghindari kepiting yang sudah ganti kulit terlalu lama terendam air asin , jika terlalu lama terendam air kulitnya akan kembali mengeras.

Dengan perasaan tegang sambil duduk di atas jembatan saya mencoba menarik karamba, rupanya betul dalam satu karaba ada beberapa kepiting yang sudah ganti kulit, Alhamdulillah....



Foto di atas saya ambil tadi malam setelah seluruh karamba di periksa, selanjutnya kepiting yang sudah dipanen kita bersihkan dan dibekukan dalam mesin pendingin.



Foto ini saya ambil dari hasil panen jam 3 dini hari dan jam 6 pagi. Pada saat kepiting di simpan di dalam basket kita bungkus dengan anduk basah agar kondisi kulit nya tetap lembab. Kegiatan pemanenan ini berlangsung setiap hari sampai dengan bibit yang kita tanam sudah berganti kuli semua.





Monday, February 23, 2009

Pertanyaan Besar Untuk PLN Tarakan

Selamat Pagi Indonesia....., hari senin yang cerah dan penuh semangat, mungkin ada beberapa ataupun sebagian orang yang menganggap bahwa hari senin merupakan hari yang tidak disukai. Bagi saya semua hari adalah sama karena saya tidak mengenal hari libur setiap hari saya gunakan untuk belajar dan bekerja, semoga rekan - rekan memiliki semangat yang sama.

Setiap pagi saya selalu membaca koran harian lokal, kalau mau baca harian nasional harus menunggu sore hari sambil menunggu jadwal kedatangan pesawat dari jakarta, pesawat tiba kita bisa baca korannya sore hari tapi kalau pesawat terlambat besoknya baru kita bisa baca. Itulah kalau tinggal di daerah. Namun itu bukan menjadi suatu penghalang dari mana saja kita bisa mencari informasi.

Dengan mencermati catatan perjalanan CEO Jawa Pos bapak Dahlan Iksan di Tarakan beliau memberikan catatan khusus bagi saya pribadi bahkan mungkin dapat digunakan sebagai kritik membangun bagi Pemerintah Kota Tarakan dalam hal krisis listrik sekarang ini sehingga langkah dan kebijakan apa yang dapat diambil dalam mengatasi masalah vital yang berkepanjangan di kota yang saya cintai ini.

Inilah beberapa catatan penting beliau yang saya kutip dari Harian Radar tarakan.

" SAYA ke Tarakan dan Nunukan minggu lalu yang tidak saya duga adalah masyarakat ribut soal listrik mati terus, di Nunukan kelihatannya segera dapat jalan keluar, tapi di tarakan harapanpun masih gelap. PLN nunukan cerdas sekali ketika berhasil merebut genset-genset bekas PON Kaltim yang memang tidak akan dipakai lagi.

Di Tarakan ada pertanyaan besar, besar sekali, mengapa tidak mampu mengatasi krisis listrik. Pertanyaan itu besar sekali karena PLN di Tarakan sudah dibuat berbeda dengan PLN di daerah-daerah lain. Status PLN di Tarakan bukan lagi wilayah, atau cabang atau pembantu cabang. PLN di Tarakan sudah berdiri sebagai satu perusahaan mandiri : PT PLN TARAKAN sudah punya direktur sendiri, komisaris sendiri dan organisasi sendiri.

Pertanyaan besarnya: Mengapa Direksi tidak bisa membuat keputusan sendiri ? Mengapa komisarisnya tidak menegur direksi ynag tidak membuat keputusan ? Atau, kalau direksinya sudah membuat keputusan mengapa komisarisnya diam ?

PLN di Tarakan bukan cabang atau wilayah, yang untuk memutuskan masih memerlukan petunjuk atau arahan atau sinyal atau kerdipan atau bisik-bisik atau suara gaib atau apapun dari atasannya. PLN di Tarakan tidak punya atasan . PLN Tarakan adalah atasan sendiri.

Kalau PLN tarakan tidak bisa dan tidak mampu membuat keputusan, unutuk apa PLN Tarakan diadakan? Bubarkan saja ! kembalikan saja statusnya sebagai cabang. Atau bahkan tidak perlu ada PLN agar masyarakat atau Pemkot punya inisiatif sendiri untuk mengatasi kebutuhan listriknya.

Tarakan bukan kota besar yang masyarakatnya tidak mampu mendirikan pembangkit listrik sendiri : asal diberi kesempatan untuk itu.

PLN, kalau merasa tidak mampu sebaiknya menyerah: lempar handuk. Jangan mengira hanya PLN yang bisa memproduksi listrik. Masalahnya adalah hanya PLN yang diberikan wewenang untuk mengatur listrik, coba pemerintah beri contoh satu wilayah kecil seperti Tarakan untuk mengatasi listriknya sendiri , pasti bisa lebih baik, apapun jalannya.

Saya seperti menangis ketika berada di Tarakan minggu lalu. saya membayangkan Pemdanya yang sangat begairah membangun, sampai-sampai ingin membuat Tarakan sebagai Singapura mini, membayangkan pengusahanya yang antusias untuk berinvestasi di Tarakan, membayangkan betapa bangganya orang Tarakan akan kotanya yang berkembang pesat belakangan ini. Semuanya itu seperti disiram air keras oleh PLN: ludes.

Memang PLN rugi besar dengan tarif listrik semurah sekarang, tapi pokok permasalahannya adalah bukan karena tarif murah tetapi karena ongkos produksi PLN yang mahal ! Bahwa mengapa PLN memilih pembangkit yang ongkos produksinya mahal, bukanlah urusan rakyat. Rakyat tidak tahu itu ! Itu urusan PLN sendiri.

Rakyat Tarakan pernah membuktikan mau membayar tarif listrik termahal di Indonesia, tidak apa-apa, tapi ternyata kenaikan itu tidak dipakai sebagai kesempatan untuk mengatasi persoalan PLN secara mendasar. Oleh karena itu sebaiknya jangan ada kenaikan tarif dulu. Mengapa dengan kenaikan yang hebat dulu itu PLN tidak mampu mengadakan pembangkit yang ongkosnya murah ? Mengapa kesempatan itu tidak digunakan untuk menarik investor yang mau membangun pembangkit dengan ongkos operasional yang murah ?

Maka, kalau PLN Tarakan yang sudah bebentuk PT ( Perseroan Terbatas ) tidak mampu mengambil keputusan, benar-benar harus di bahas: untuk apa ada PT ?

Itulah beberapa catatan penting yang saya kutip, dengan melihat kondisi yang ada kita sebagai rakyat biasa hanya bisa berharap Kapan......Listrik gak mati - mati......... !!
Mungkin rekan - rekan bisa bayangkan bagaimana kaliau listrik padam selama 9 jam dari pagi sampai sore atau bergilir dari sore hingga malam. Alangkah sedihnya kita , semoga catatan beliau dapat dijadikan cambuk agar kita dapat lebih maju lagi.

Saturday, February 21, 2009

Budidaya Perikanan Dengan Kendalanya

Dalam mengantisipasi merosotnya tangkapan ikan oleh para nelayan di sejumlah daerah akibat persoalan cuaca buruk yang berlangsung lebih lama dan sulit di prediksi oleh para nelayan memaksa mereka untuk lebih bersabar demi menjaga keamanan diri mereka yang juga bergelut dengan kebutuhan hidup yang mau tak mau harus tetap terpenuhi, walaupun kabar gembira yang diberikan pemerintah dengan turunnya harga BBM belum sepenuhnya membuat mereka tersenyum.

Dalam mengatasi permasalahan berikut salah satu upaya yang di ambil adalah dengan melakukan usaha budidaya sebagai pekerjaan sampingan para nelayan apabila kondisi yang tidak memungkinkan bagi mereka untuk melaut dalam jangka waktu lama dan tidak pasti, namun usaha budidaya pun masih terkendala dengan beberapa hal seperti benih, modal, pemasaran.

Untuk benih, sebagian besar benih dengan kualitas unggul masih merupakan benih impor dari luar negeri hal ini disampaikan oleh Direktur Perikanan Budidaya Departemen Kelautan Dan Perikanan namun pihaknya berupaya terus untuk mengembangkan benih - benih ikan dan udang unggulan di balai - balai budidaya perikanan.

Ketergantungan para pembudidaya pada benih produk impor disebabkan induk lokal masih kalah dari induk yang didatangkan dari luar dalam hal kualitas dan kuantitasnya. Selain itu benih yang dibuat oleh pemerinta di balai - balai budidaya belum tersosialisasi kepada mesyarakat seluruhnya.

Dalam hal permodalan juga merupakan salah satu masalah penting, dengan minimnya pendapatan yang diperoleh nelayan dengan penghasilan yang diperoleh hanya cukup untuk menghidupi keperluan sehari - hari mengakibatkan terhambatnya upaya untuk melaksanakan usaha budidaya " jangankan buat modal budidaya, buat makan aja utang sana utang sini "
peran koperasi nelayan sangat vital dalam hal ini.

Selain menghadapi permasalahan tentang benih dam modal nelayan juga menghadapi permasalahan dalam hal pemasaran. Dengan adanya krisis keuangan global yang mengakibatkan permintaan kebutuhan hasil laut dari negara luar mengalami perubahan permintaan baik dari jenis, ukuran maupun harga, hal tersebut harus dicermati dengan baik dengan memberikan masukan kepada para nelayan hendaknya sebelum melakukan kegiatan budidaya agar dikemudian hari tidak mengalami kerugian

Thursday, February 19, 2009

Jepang berbagi dengan Tarakan

Dalam dialog bersama Walikota dengan pejuang kebersihan di Tarakan sempat ditanyakan mengapa warga setiap bulannya harus membayar sampah sebesar Rp 2.000 padahal pemerintah meminta warga mengolah sampah sendiri. Hal itu ditanggapi oleh walikota Tarakan bahwa iuran sampah yang dimanfaatkan juga untuk pengelolaan sampah itu tidak sebanding dengan yang di terapkan di Jepang. Tetsuya Ishida mengatakan, di Kitakyushu warganya membayar sebesar Rp 5.000 untuk satu plastik ukuran besar yang digunakan untuk sampah mereka selain yang diolah.

Ishida bebagi pengalaman kepada masyarakat Tarakan, di Kitakyushu 40 tahun yang lalu terlihat sangat kumuh namun perjuangan warganya dalam mengurangi sampah dan dengan mengolahnya membuat Kitakyushu menjadi kota yang bersih, dengan berusaha menciptakan kondisi lingkungan dengan emisi nol dan memanfaatkan limbah industri.

Kehadiran Ishida di Tarakan dalam rangka melakukan survey melihat kondisi sampah di Tarakan, berdasarkan survey itu JICA (Japan International Coorporation Agency) pemerintah Jepang berpikir tentang bantuan yang akan diberikan untuk Tarakan dalam hal pengolahan sampah atau mengurangi sampah.

Bentuk kerjasama tersebut dengan membuatkan konsep dan teknologi bagaimana cara pengolahan sampah sementara masalah keuangan akan bekerjasama dengan pemerintah. Separuh sampah domestik sudah dijadikan kompos oleh warga Tarakan sejak tahun 2006 kemudian langkah yang di ambil adalah bagaimana cara pembuatan kompos dengan efisien melalui teknologi yang ada

Namun hal yang paling penting adalah peran Pemerintah Kota dan masyarakat Tarakan sendiri dalam menciptakan kondisi lingkungan yang diharapkan demi terciptanya Tarakan bebas sampah .