Thursday, January 29, 2009

Berdayakan tambak non produktif

Radar Tarakan

29 Januari 2009

DKP beri bantuan bibit rumput laut

Memberdayakan kembali tambak non produktif di Tarakan. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) memberikan bantuan bibit rumput laut(Gracilaria sp) kepada 10 petambak binaan LEPP3M Sejahtera dan sekitar 140 petambak sebagai stimulus untuk mengembangkan budidaya ini lebih baik.
"10 petambak yang mendapatkan bantuan rumput laut ini, sudah kami seleksi yakni petambak yang benar - benar mau niat untuk bekerja. Mereka juga terpilih karena tambak udang sudah tidak produktif lagi. Besok (hari ini) kami berikan," kata Ali Sadikin Ketua Koperasi LEPP3m kemarin.


Selain 10 petambak ini, pihak koperasi juga akan memberikan bantuan rumput laut kepada 5 petambak lainnya dengan jenis rumput laut yang berbeda. Mereka akan mendapatkan bibit Euchema sp. Bibit ini berfungsi sebagai bahan obat - obatan, kosmetik dan keperluan lainnya. Sedangkan Gracilaria sp berfungsi sebagai bahan makanan seperti agar - agar.
"Gracilaria yang diberikan kepada petambak ini nantinya akan di polyculture di dalam tambak bersama udang dan ikan. Untuk tahap awal para petambak tidak diperbolehkan menabur bibit yang didalamnya ada ikan bandeng besar, karena bisa jadi makanan ikan dan akan habis," saran Ali.
Oleh karena itu pengembangbiakan bibit rumput laut ini baru bisa dimasukan secara bersamaan dengan bibit ikan maupun udang.
Menurut Ali, bibit rumput laut ini dijadikan sebagai penghasilan tambahan para petambak udang. Mengingat beberapa bulan terakhir ini pendapatan para petambak udang cenderung menurun. Karena kualitas udang serta kualitas di lokasi tambak udang itu sendiri sudah tidak produktif lagi.
dengan hadirnya bibit rumput laut dilokasi tambak. Kondisi yang diharapkan lebih membaik mengingat rumput laut dapat mereduksi racun. " sehingga tidak merubah pola pembasmian hama tanpa menggunakan racun seperti selama ini. Karena penggunaan pembasmi hama selama ini justru mengurangi kualitas tambak", tuturnya.
" ini sudah terbukti, sebelumnya telah dilakukan ujicoba oleh BBAP (Balai Budidaya Air Payau) di Maros, Sulsel. Hasilnya sangat bagus, diharapkan ini menjadi salah satu solusi mengatasi masalah para petambak selama ini", harapnya.
Disebutkan 1 ton rumput laut bisa menghasilkan 3-4 kwintal rumput laut kering. Rata - rata per kilogramnya di jual dengan kisaran harga Rp. 2.500 hingga Rp. 4.000. Untuk pasarannya sendiri, beberapa daerah siap menerimanya. Kabupaten Kutim biasanya menerima rumput laut jenis Gracilaria. Sedangkan jenis Euchema sp bisa di jual ke Tawau, Malaysia.
Pemberian bibit rumput laut kepada 10 petambak itu mencapai 1,5 ton yang sumber bibitnya didapatkan dari program hibah DKP Kaltim.
Kata Ali, sebenarnya totalnya adalah 2 ton. Namun 5 ton lainnya rusak dikarenakan lamanya berlayar dari samarinda ke Tarakan."kapal pengankutnya terlambat datang yang seharusnya 5 hari menjadi 1 bulan karena dilayarkan oleh Adpel, sehinnga 5 ton rusak", ungkap Ali

No comments:

Post a Comment